Inilah Antivirus Terbaik 2010

AV-comparatives di penghujung tahun 2009 ini mengeluarkan hasil test terbarunya. Kali ini merupakan Proactive/ Retrospective Test, yang merupakan test terakhir di tahun 2009. Test ini melengkapi test sebelumnya.

Apa itu Proactive test dan bagaimana hasil test Antivirusnya ?

Secara singkat, Proactive / Retrospective Test merupakan test terhadap virus (malware) baru yang belum dikenal (belum terdapat dalam database). 

Test kali ini menggunakan Antivirus dan versi yang sama dengan test sebelumnya, dan semua produk antivirus di update pada tanggal 10 Agustus 2009. Sedangkan Malware (virus) yang digunakan diambil dari virus baru yang muncul diantara tanggal 11 sampai 17 Agustus 2009 dengan Jumlah total sebanyak 23.237 malware (worm, backdoor,trojan dan virus).

Inilah keunikan Proactive test, dimana antivirus digunakan untuk mengetes antivirus baru yang belum terdapat dalam daftar databasenya. Sehingga Antivirus biasanya menggunakan deteksi yang lebih dalam terhadap tingkah laku file/virus tersebut. Dan memang wajar jika hasilnya cukup banyak yang tidak terdeteksi.

Antivirus dan versinya yang disertakan dalam test ini adalah :
    * Avast! Professional Edition 4.8.1384
    * AVG Anti-Virus 8.5.406
    * Avira Antivir Premium 9.0.0.446
    * BitDefender Anti-Virus 13.0.13.254
    * eScan Anti-Virus 10.0.997.491
    * ESET NOD32 Antivirus 4.0.437.0
    * F-Secure Anti-Virus 10.00.246
    * G DATA Antivirus 20.0.4.9
    * Kaspersky Anti-Virus 9.0.0.463
    * Kingsoft Antivirus 2009.08.05.06
    * McAfee VirusScan Plus 13.11.02
    * Microsoft Live OneCare 2.5.2900.28
    * Norman Antivirus & Anti-Spyware 7.10.02
    * Sophos Anti-Virus 7.6.10
    * Symantec Norton Anti-Virus 17.0.0.136
    * Trustport Antivirus 2.8.0.3017

HASIL TEST

Sedikit berbeda dengan test sebelumnya, kali ini antivirus yang paling banyak mendeteksi adalah Avira, baru kemudian G-DATA. Selengkapnya bisa dilihat sebagai berikut :

Antivirus Terbaik 2010
74% Avira
66% G DATA
64% Kaspersky
60% ESET NOD32
56% F-Secure, Microsoft
53% Avast, BitDefender, eScan
49% AVG, Trustport
47% McAfee
36% Symantec
34% Sophos
32% Norman, Kingsoft

Meskipun begitu, AV-comparatives dalam memberikan rangking juga menggunakan banyaknya kesalahan mendeteksi file yang bukan virus.

//

forkam

Serangga Terpanjang Di Dunia Ditemukan Di Kalimantan

Serangga terpanjang dtemukan di Kalimantan Indonesia. Adalah belalang stik atau belalang ranting yang dalam nama ilmiahnya disebut Phobaeticus chani diidentifikasi sebagai serangga terpanjang di dunia. Spesies Phobaeticus chani atau belalang stik yang merupakan serangga terpanjang di dunia ini ditemukan oleh para peneliti dari WWF di dekat Gunung Kinabalu di hutan hujan tropis yang berbatasan dengan Malaysia, Indonesia dan Brunei.
Belalang stik (Phobaeticus chani) berjenis kelamin betina ini memiliki panjang keseluruhan mencapai 56,7 cm dengan panjang tubuhnya saja mencapai 35,7 cm. Spesies baru ini sebenarnya telah ditemukan pada Oktober 2008 silam dalam proyek Jantung Borneo (Heart of Borneo) yang dilakukan oleh WWF bekerjasama dengan Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Proyek Jantung Borneo (Heart of Borneo) ini telah dimulai sejak 2007 silam. 

Jantung Borneo (Heart of Borneo) sendiri merupakan kawasan hutan hujan tropis seluas 220 ribu km persegi yang masuk ke wilayah Malaysia, Indonesia, dan Brunei. Pada 2007, pemerintah tiga negara mencanangkan area itu sebagai Heart of Borneo. Di wilayah inilah belalang stik (Phobaeticus chani) yang kemudian diumumkan sebagai pemegang rekor serangga terpanjang di dunia ditemukan.
 Belalang Ranting yang Unik. Belalang ranting atau belalang stik (Phobaeticus chani) secara fisik menyerupai pensil dengan empat lengan dan dua antena. Belalang yang kemudian diumumkan sebagai serangga terpanjang di dunia ini memiliki panjang tubuh 35,7 cm dan panjang keseluruhan mencapai 56,7 cm. Specimen Probaeticus chani yang tersimpan di Natural History Museum, London. Belalang stik (Phobaeticus chani) mempunyai kemampuan menyamar di antara ranting-ranting dan dedaunan. Selain itu serangga unik ini juga mampu merubah warna tubuhnya menyerupai tempat yang dihinggapinya. Kemampuan unik ini berguna untuk menghindarkan diri dari predator alami di hutan-hutan tropis.


Sumber :
http://satriasputra.blogspot.com/2010/04/serangga-terpanjang-di-dunia-ditemukan.html

William Soeryadjaya, Pendiri PT Astra International Inc

 
Sosok William Soeryadjaya, pendiri PT Astra International Inc (sejak tahun 1990, Tbk), yang meninggal dunia hari Jumat (2/4/2010) dikenal sebagai pengusaha yang ulet.

Bagaimanakah kisah perjalanan bisnis taipan ulung anak pedagang Majalengka yang bernama Asli Tjia Kian Liong itu?  Bisnis yang dilakoni pria kelahiran Majalengka, Jawa Barat, 20 Desember 1922, itu sesungguhnya diawali dengan penuh pahit dan getir.

William telah menjadi yatim piatu pada usia 12 tahun.  Menginjak usia 19 tahun, sekolahnya di MULO, Cirebon, putus di tengah jalan. Ia kemudian banting setir  menjadi pedagang kertas di Cirebon.

Selain berdagang kertas, William muda juga berdagang benang tenun di Majalaya.  Tak begitu lama, ia beralih menjadi pedagang hasil bumi, seperti  minyak  kacang, beras, dan gula. “Dengan berdagang, saya dapat membantu kehidupan saudara-saudara saya,” ujar anak kedua dari lima bersaudara keluarga pedagang ini, suatu ketika.

Dari  perolehan  hasil  berdagang  itu, William muda lalu melanjutkan studinya ke Belanda, dengan masuk ke  Middlebare Vakschool  V/d Leder & Schoen Industrie Waalwijk, sekolah  industri yang mengajarkan penyamakan kulit. Begitu kembali  ke Tanah Air tahun 1949, William mendirikan industri penyamakan kulit, yang kepengurusannya dia serahkan kepada seorang kawannya. Tiga tahun kemudian,  William mendirikan CV Sanggabuana, bergerak di bidang perdagangan dan ekspor-impor. Cuma cilakanya, dalam menggeluti bisnis ini, ia ditipu rekannya. “Saya rugi jutaan DM,” ujar William.

Lima tahun kemudian, atau tepatnya tahun 1957, bersama Drs Tjia Kian Tie,  adiknya, dan Lim Peng Hong,  kawannya, William mendirikan PT Astra International Inc. Bisnis perusahaan barunya ini pada mulanya hanya bergerak dalam pemasaran minuman ringan merek Prem Club, lalu ditambah dengan mengekspor hasil bumi. Dalam perkembangan berikutnya, lahan garapan usaha astra meluas ke sektor otomotif,  peralatan berat, peralatan kantor, perkayuan, dan sebagainya. Astra tumbuh bak “pohon rindang”, seperti yang ditamsilkan William sendiri.

Keberhasilan Astra ketika itu, diakui William, tidak terlepas berkat ada kebijaksanaan Pemerintah Orde Baru, yang memberi angin sejuk kepada dunia usaha untuk berkembang. Salah satu contohnya tahun 1968-1969, Astra diperkenankan memasok 800 kendaraan truk merek Chevrolet. Kebetulan, saat itu pemerintah sedang mengadakan program rehabilitasi besar-besaran. Saking  banyaknya yang membutuhkan, kendaraan truk itu laris bak pisang goreng. Apalagi, ketika itu terjadi kenaikan kurs dollar, dari Rp 141 menjadi Rp 378
per  dollar AS.

“Bisa dibayangkan berapa keuntungan kami,” ujar Oom Willem, panggilan akrabnya, kala  itu. Sejak itu pula Astra kerap ditunjuk sebagai rekanan pemerintah dalam menyediakan berbagai sarana pembangunan.

Dalam perjalanan selanjutnya, Astra tak hanya sebatas memasok, tetapi juga mulai merakit sendiri truk Chevrolet. Lalu, mengageni dan merakit alat besar, Komatsu, mobil Toyota, dan Daihatsu, sepeda motor Honda, dan  mesin fotokopi Xerox. Yang berikutnya pula, akhirnya lahan usaha yang baru ini menjadi “mesin uang”  dari PT Astra International Inc.

Masih ada satu bisnis Astra yang lain, yaitu agrobisnis. Astra yang omzetnya pada tahun 1984 mencapai 1,5 miliar dollar AS masuk ke agrobisnis dengan membuka kawasan pertanian kelapa dan casava seluas 15.000  hektar di Lampung. Namun, bukanya tanpa alasan Astra masuk ke sektor agrobisnis. “Agrobisnis  yang mengusahakan  peningkatan produksi pada sektor pertanian itu merupakan gagasan pemerintah yang patut  ditanggapi berbagai kalangan wirausahawan  Indonesia,”  kata William dalam ceramahnya di Universitas Katholik Parahyangan tahun 1984.

Namun, yang patut dipuji dari sikap William semasa kejayaannya di Astra adalah kepeduliannya terhadap rekannya, pengusaha kecil. Dalam suatu  tulisannya  di harian Suara Karya, “Peranan  Pengusaha  Besar Dalam  Kerja Sama dengan Pengusaha Kecil demi Suksesnya Pelita  IV”, mengetengahkan  bentuk-bentuk kerja sama antara yang besar dan  yang kecil.  Misalnya,  menjadikan perusahaan besar  sebagai market  dari perusahaan  kecil  dalam bentuk leadership dan  menjadi  perusahaan kecil sebagai bagian dari service network produk perusahaan besar.

Sikapnya   yang   lain,   yang  juga   patut   ditiru,   adalah kepeduliannya  terhadap dunia pendidikan. William  merelakan  tanahnya  di  Cilandak,  Jakarta Selatan,  terjual  dengan  harga “miring” bagi  pembangunan  gedung  Institut Prasetya Mulya, lembaga pendidikan yang dimaksudkan mencetak tenaga-tenaga  manajer yang andal. Sejumlah  konglomerat juga ikut membidani lembaga. William sendiri kala itu duduk sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina.

Semangatnya dalam menempuh  bisnis pun patut dijadikan panutan. Kalau ia terjegal dalam kancah  bisnis, itu bukanlah akhir dari perjalanan  bisnisnya,  melainkan justru awal dari kebangkitannya. Selamat jalan Oom Willem!

Sumber : http://bloggermajalengka.wordpress.com/2010/04/04/bos-astra-itu-anak-pedagang-majalengka/

Pemuda Palestina Belajar Tradisi di Majalengka

 
Tiga dari lima warga Palestina peserta program pelatihan diplomat muda di Kementerian Luar Negeri Indonesia belajar keberagaman tradisi dan budaya di Majalengka dan Cirebon, Jawa Barat. Kunjungan diharapkan mampu memupuk dan menciptakan rasa kebersamaan mereka, selaku duta Palestina, yang sampai saat ini tecerai-berai.

Kunjungan mereka didampingi Kepala Bidang Diklat Struktural dan Kerjasama Lembaga Diklat Kementerian Luar Negeri Arko Hananto Budiadi bersama perwakilan Kedutaan Besar Palestina Taher Hamad. Selama dua hari, 10-11 April 2010, mereka berkunjung ke sejumlah tempat di Cirebon dan Majalengka.

Di Cirebon, mereka mengunjungi keraton, sentra batik trusmi, dan sentra industri rotan, serta berdiskusi dengan sejumlah pemuka agama yang berdiskusi di Fahmina Institute. Dari diskusi itu, pemuda Palestina melihat dan mendengarkan upaya kebersamaan yang tercipta dari masyarakat yang punya perbedaan ras dan agama.

Sementara di Majalengka, Abdallah Barghauthi (26) bersama kedua temannya melihat pembauran kehidupan seniman dengan usaha serta kegiatan sehari-hari warga desa. Salah satunya, memadukan industri genting rakyat dengan kesenian musik, yaitu menjadikan genting dan tembikar menjadi alat perkusi, di Jatiwangi Art Factory (JAF).

Arko menjelaskan, sejak tahun 2007, Pemerintah telah membuka program capacity building, untuk 1.000 warga Palestina, sampai tahun 2013. Hingga 2010, baru 125 pemuda yang telah mengikuti program itu. Bukan hanya pemerintah yang terlibat, tetapi juga pihak swasta, untuk memberikan pelatihan dan keterampilan yang berguna bagi mereka di Palestina.

“Indonesia selalu mendukung Palestina, salah satu bentuknya memberikan pelatihan keahlian. Bentuk lain menunjukkan keragaman budaya dan tradisi yang mengarah pada kerukunan antaragama,” kata Arko. Sementara Direktur JAF Arif Yudi mengatakan, konsep yang ditawarkan JAF adalah menciptakan kesepahaman melalui seni.

Diakui Bambang Subarnas dari Network Communication, konsultan program, JAF sengaja dipilih karena konsep residensinya tak hanya mengenalkan tapi sekaligus mengajak warga dan seniman mengalami budaya yang ada. Sebagai warga Palestina, Abdallah mengatakan senang sekaligus bangga dengan toleransi dan keragaman budaya tradisi di Indonesia. Salah satunya di Cirebon dan Majalengka.

“Saya akan membawa ini (keharmonisan) antarwarga ke Palestina yang belum merdeka. Di sana, antarwarga Palestina sebenarnya tidak konflik, meski di sana juga ada warga yang beragama Katholik, Kristen, dan Orthodok,” ujar Abdallah.


Sumber : (THT/KOMPAS)