Hetric Lamp

Anda mau ruang tidur harum, jauh dari nyamuk, dan sehat dengan aroma terapi? Pakai Herbal Electric Lamp (Hetric Lamp)! Setidaknya, itulah iming-iming inovatif dari lima tangan kreatif tim gabungan mahasiswa Teknik Kimia dan Prodi Desain Produk ITS. Mereka adalah Achmad Ferdiansyah, Jaka Abdillah, Mohammat Faisol, M Ichwan, dan Azmy. Dengan prinsip 5 in 1, tim Hetric Lamp mendapat keberuntungan mengikuti pameran internasional di Jakarta Convention Center (JCC), belum lama ini.

Kampus ITS, ITS Online - Bisa jadi polusi udara di ruang tertutup memang sudah kalah tenar dengan polusi udara di ruang terbuka. Padahal polusi yang satu ini memiliki tingkat pemaparan yang lebih tinggi. Kehadiran Hetric Lamp pun bisa menjadi solusi handal permasalahan tersebut.

Berawal dari pameran siswa SMA dalam Recycle Competition yang diadakan Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (Himatekk) dua tahun lalu, Ferdi yang sudah malang melintang di dunia inovasi teknologi menemukan ide unik. “Saat itu mereka (siswa SMA, red) menggunakan kulit jeruk, memblendernya untuk mendapatkan minyak atsiri, dijemur di bawah sinar matahari, hasilnya dicelup ke bahan gabus hit electric,” ungkap Ferdi mengawali ceritanya.

Ferdi pun merangkul Jaka dan Faisol untuk mengolah ide. Sedangkan, Ichwan dan Azmy punya andil besar dalam menuangkan ide desain alatnya. “Memang butuh sinergi yang baik antara kerja alat dan desainnya. Biar alat ini benar-benar menjual,” terang Ferdi. Kerja keras mereka memang patut diacungi jempol. Kini, Hetric Lamp sudah bukan sekedar gagasan.
Secara konsep, bentuk fisik Hetric Lamp berbeda dengan gagasan awal. “Dulu kami ingin bentuknya seperti lampu tidur pada umumnya. Sama-sama 15 watt juga. Tapi bahannya sulit dicari,” keluhnya. Ketidakefektifan itulah yang menjadi alasan kelima mahasiswa kreatif ini merancang bentuk kotak seperti lampu model jepang berbahan kayu dan kaca dengan dilengkapi wadah aroma terapi di bagian atasnya.

Sebagai produk utama, Hetric Lamp memang disertai Hetric refill berupa aroma terapi dari bunga yang dikeringkan serta melalui treatment khusus. Uniknya, nama aroma terapi yang ditawarkan tidak lain merupakan nama semua anggota. Jack combo mewakili Jaka, Favander untuk Faisol, One Step untuk Ichwan, Azmira untuk Azmy, dan Syahcabana untuk Ferdiansyah. “Jack combo itu aroma Jasmine dengan sedikit aroma teh. Kalau kita pakai nama Jasmine, orang tidak penasaran lagi,” ujar Ferdi penuh senyum.

Tak hanya itu, dengan prinsip kerja sederhana berupa penguapan minyak atsiri oleh panas lampu. Lampu handal ini siap bersaing dengan lampu lain melalui ciri khasnya, five in one. Kelima fungsi tersebut yaitu sebagai penerang ruangan, pengharum, aroma terapi, pengusir nyamuk, dan elemen interior. “Awalnya hanya konsep four in one. Sekarang produknya lebih berkembang,” lanjutnya.

Produsksi Massal Hetric Lamp
Awal maret, lampu canggih ini mulai diproduksi 200 buah. Tim Hetric Lamp benar-benar ingin menguji kualitas pangsa pasarnya dengan target jumlah ini dapat terjual habis dalam kurun waktu tiga bulan. Keberuntungan pun datang ketika mereka lolos uji proposal yang diadakan Mien R Uno Foundation, perusahaan ternama yang membina entrepreneur. “Bersyukur bisa menjadi satu di antara 10 proposal yang dapat stan gratis untuk mengikuti pameran,” tambah Ferdi. Bayangkan saja, harga yang semestinya dibayar peserta pameran sekitar Rp 40 juta.

Dengan modal Rp 20 juta, tim Hetric Lamp menyiapkan produksi dan segala bentuk pemasaran. “Modal ini kami dapat dari dana technopreneur sebesar Rp 19 juta ditambah Rp 7 juta dari PKM (lomba Program Kreatifitas Mahasiswa, red) dan Rp 3 juta dari beberapa lomba lain,” jelas Ferdi. Tak lupa, mereka pun menyewa sebuah garasi di Wisma Permai sebagai kantor sementara.

Lebih lanjut, Ferdi mengungkap produk ini dijual dengan empat warna yang cukup casual seperti pure black, red maroon, dark violet, dan red wood. “Saat pameran, kebanyakan pembeli memesan warna red maroon dan dark violet,” tuturnya. Sekitar 30 paket Hetric Lamp sudah dipesan seharga Rp 189 ribu. Selain itu, dengan modal Rp 15 ribu, konsumen juga dapat membeli refill-nya yang terdiri dari tujuh sachet dalam satu bungkus. Satu sachet hanya bertahan dalam dua malam. Bahkan, Olga Lidya, salah satu artis papan atas Indonesia tertarik dengan produk satu ini.

Tidak berhenti di pameran sekaligus proses launching, Ferdi dan timnya akan memasarkan produk tersebut lewat website, agen setiap kota, Dharma Wanita ITS, dan ibu-ibu PKK. Rencananya, mereka juga ingin menjadi sponsorship dengan menjadikan Hetric Lamp sebagai souvenir khas ITS. “Misal, ada pembicara seminar yang diadakan jurusan lain. Mereka bisa mendapat paket cantik Hetric Lamp hanya dengan Rp 60 ribu,” tuturnya.

Kedepan, mereka akan mengembangkan bentuk fisik produknya. Contohnya, bentuk yang bisa diletakkan di dinding. Kekuatan aroma terapi yang sebelumnya terbatas untuk ruang dengan ukuran 3 x 4 juga akan dibenahi. “Semoga produk ini benar-benar bisa diterima pasar,” harap Ferdi.


Sumber : http://satriasputra.blogspot.com/2010/04/hetric-lamp.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Tuliskan Meskipun 1 Paragraf